Nyeri pada persendian merupakan
gejala utama dari penyakit rematik.
Karena itu, fokus penanganan pasien rematik
adalah mengontrol rasa nyeri serta mengurangi kerusakan sendi, salah satunya
dengan terapi farmakologi atau obat-obatan.
Obat rematik termasuk dalam obat keras dan harus dikonsumsi
dalam jangka panjang, bahkan seumur hidup. Karena itu masyarakat diharapkan
tidak sembarangan mengonsumsi obat rematik karena efek sampingnya tidak remeh.
Secara umum mekanisme obat rematik bekerja dengan tiga
cara, yakni :
- pereda nyeri (pain killer),
- meredakan radang, serta
- ada pula obat
yang bekerja untuk memodifikasi perjalanan penyakit.
Obat rematik harus dikonsumsi dalam jangka panjang,
karena itu berdampak pada tubuh. Misalnya saja merusak ginjal, liver, menekan
sumsum tulang, dan sebagainya. Obat pereda nyeri saja jika sering-sering
dikonsumsi pasti menimbulkan efek samping.
Itu sebabnya, mengapa setiap dua atau tiga bulan
sekali pasien rematik harus kontrol ke dokter untuk memonitor kesehatan secara
umum. Biasanya dokter akan meminta pasien untuk melakukan cek darah di
laboratorium.
Meski dikonsumsi jangka panjang, namun obat rematik
sekali-sekali bisa dihentikan. "Rematik memang tidak bisa disembuhkan,
tapi bukan berarti penyakitnya tidak bisa mereda atau mencapai fase remisi.
Jika penyakitnya reda, obatnya boleh dihentikan. Karena itu penting untuk
berobat teratur sehingga bisa dicapai remisi yang lama.
No comments:
Post a Comment