Thursday, November 15, 2012

JANGAN ANGGAP ENTENG NYERI SENDI


Timbulnya nyeri pada persendian kemungkinan disebabkan karena kegagalan mekanis atau peradangan oleh infeksi, penyakit atau sebab lain. Oleh karena itu, jangan pernah meremehkan keluhan nyeri sendi yang menimbulkan kekakuan gerak dan nyeri yang menyebar luas.
Secara umum Nyeri sendi dibagi menjadi tiga jenis, yakni:
  1. nyeri sendi saja yang gejalanya hanya rasa pegal-pegal, nyeri sendi non inflamasi,
  2. nyeri sendi yang disertai gangguan gerak tapi tidak disertai peradangan yang nyata. Biasanya ini adalah nyeri sendi akibat pengapuran atau faktor usia.
  3. nyeri sendi yang disertai peradangan nyata, yakni ada bengkak, rasa panas, dan kemerahan. Nyeri sendi ini perlu diwaspadai. Nyeri sendi tersebut merupakan gejala dari Artritis Reumatoid (AR).


"Berbeda dengan rematik biasa, artritis reumatoid bukan diakibatkan gangguan pada persendia. Ini adalah penyakit autoimun, di mana sistem imun salah mengenal dan menyerang jaringan tubuh yang normal. Mula-mula hanya bengkak, lama kelamaan anggota tubuh menjadi bengkok hingga akhirnya cacat. 

Setiap keluhan nyeri sendi  harus ditanggapi serius. Nyeri sendi juga bisa disebabkan oleh penyakit di luar rematik, seperti penyakit leukimia atau lupus. 
Segera berobat ke dokter jika nyeri sendi sudah berlangsung terus menerus selama 6 minggu karena itu bisa jadi gejala AR.


ARTRITIS  REUMATOID  BISA  TIMBULKAN CACAT

Artritis reumatoid sebenarnya berbeda dengan penyakit rematik. Penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan sendi kronik. Rematik akibat peradangan ini sampai sekarang tidak diketahui penyebabnya. Peradangan yang terjadi pada penyakit AR menyebabkan distorsi pada sendi dan menurunkan fungsi, yang disertai rasa nyeri, kaku dan pembengkakan dan akhirnya mengarah pada kerusakan sendi yang tidak dapat diperbaiki dan kecacatan.

Ada dugaan karena faktor genetis, namun ada juga yang menyebutkan karena infeksi dan faktor lingkungan yang merangsang sistem imun untuk menyerang jaringan tubuh yang normal.

Sampai saat ini, para ahli masih terus mencari apa penyebab penyakit yang bisa menimbulkan kecacatan ini. 
Penyakit AR tidak bisa dianggap remeh karena bisa merusak tulang rawan, tulang, tendon dan ligamen sendi yang terkena. Penderita penyakit AR juga sering mengalami deformasi sendi sehingga kehilangan mobilitasnya. Di Indonesia, jumlah penderita AR diperkirakan sekitar 0,1-0,3 persen dari jumlah penduduk dan lebih banyak menyerang orang dewasa dan wanita.

Gejala utama penyakit ini selain bengkak dan kemerahan adalah nyeri pada banyak sendi. Kebanyakan sendi yang diserang simetris atau kiri kanan. Misalkan pundak kiri dan kanan atau kedua bagian tangan.,Ciri khas lainnya adalah adanya benjolan-benjolan (nodul rematik) serta rasa kelelahan.
Meski jumlah penderita AR sedikit, namun penyakit ini sangat progresif dan paling banyak menyebabkan kecacatan. "Kerusakan sendi sudah mulai terjadi pada 6 bulan pertama dan jika tidak diobati bisa terjadi cacat dalam 2-3 tahun.

Pengobatan utama penyakit AR adalah untuk memperbaiki fungsi sendi, mencegah kecacatan dan disabilitas. Belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini, obat yang sekarang ada hanyalah untuk mengurangi gejala dan mencegah perjalanan penyakit.
Pengobatan dini terbukti dapat mencegah perburukan penyakit AR. Karena itu masyarakat diharapkan mewaspadai gejala awal penyakit AR.  

JANGAN SEMBARANG MINUM OBAT REMATIK


Nyeri pada persendian merupakan gejala utama dari penyakit rematik. 
Karena itu, fokus penanganan pasien rematik adalah mengontrol rasa nyeri serta mengurangi kerusakan sendi, salah satunya dengan terapi farmakologi atau obat-obatan.
Obat rematik termasuk dalam obat keras dan harus dikonsumsi dalam jangka panjang, bahkan seumur hidup. Karena itu masyarakat diharapkan tidak sembarangan mengonsumsi obat rematik karena efek sampingnya tidak remeh.
Secara umum mekanisme obat rematik bekerja dengan tiga cara, yakni :
- pereda nyeri (pain killer), 
- meredakan radang, serta 
- ada pula obat yang bekerja untuk memodifikasi perjalanan penyakit.

Obat rematik harus dikonsumsi dalam jangka panjang, karena itu berdampak pada tubuh. Misalnya saja merusak ginjal, liver, menekan sumsum tulang, dan sebagainya. Obat pereda nyeri saja jika sering-sering dikonsumsi pasti menimbulkan efek samping. 
Itu sebabnya, mengapa setiap dua atau tiga bulan sekali pasien rematik harus kontrol ke dokter untuk memonitor kesehatan secara umum. Biasanya dokter akan meminta pasien untuk melakukan cek darah di laboratorium.
Meski dikonsumsi jangka panjang, namun obat rematik sekali-sekali bisa dihentikan. "Rematik memang tidak bisa disembuhkan, tapi bukan berarti penyakitnya tidak bisa mereda atau mencapai fase remisi. Jika penyakitnya reda, obatnya boleh dihentikan. Karena itu penting untuk berobat teratur sehingga bisa dicapai remisi yang lama.

MITOS SEPUTAR REMATIK


Ternyata, mandi malam hari dengan air dingin tidak akan menyebabkan rematik. Bahwa rematik adalah penyakit yang hanya menyerang orang lanjut usia juga ternyata pandangan yang salah. Cari tahu fakta-fakta lain seputar penyakit rematik  dengan membaca artikel ini.

Mitos: Penyakit rematik adalah penyakit tulang
Fakta: Rematik adalah penyakit yang menyerang persendian tulang. Penyakit ini terdiri dari ratusan jenis, termasuk osteoartritis (pengapuran), lupus, dan artritis rematoid. Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan rematik menyerang daerah lain, seperti jaringan ikat dan otot.

Mitos: Rematik hanya menyerang orang berusia lanjut
Fakta: Penyakit rematik bisa menyerang semua orang, tidak mengenal usia dan jenis kelamin. Biasanya rematik memang menyerang orang dengan usia di atas 45 tahun. Namun, orang yang lebih muda juga bisa kena, bahkan ditemukan kasus bayi yang terkena rematik. Penyakit rematik pada anak dikenal dengan sebutan juvenile rheumatoid arthirtis.

Mitos: Sering mandi malam dan udara dingin sebabkan rematik
Fakta: Secara patologis, tidak ada kaitan antara mitos ini dan penyakit rematik. Namun, air atau udara dingin akan menyebabkan kapsul sendi mengerut. Hal ini tentu bisa menambah rasa nyeri pada persendian pasien rematik. Sebaiknya penderita rematik memang mandi air hangat untuk mengurangi rasa sakit pada persendiannya.

Mitos: Makan jeroan menyebabkan rematik
Fakta: dari sekitar 100 jenis rematik, hanya yang berkaitan dengan makanan seperti jeroan atauseafood, yaitu artritis gout atau asam urat.

Mitos: Antibiotik diperlukan untuk mengatasi sendi yang bengkak
Fakta: Antibiotik hanya digunakan pada jenis rematik yang disebabkan infeksi. Meski sendi terlihat membengkak dan merah, antibiotik tidak diberikan secara rutin.

Mitos: Sakit tulang pada malam hari adalah gejala rematik
Fakta: Faktanya, gejala-gejala yang umumnya terjadi pada penderita rematik adalah pegal-pegal dan peradangan pada sendi (kemerahan, bengkak, terasa panas, dan sulit digerakkan). Gejala ini tidak terbatas pada malam hari dan bisa menyerang setiap saat.

Mitos: Makan bayam dan kangkung sebabkan rematik
Fakta: Tidak ada hasil penelitian yang menghubungkan antara kedua jenis sayuran ini dan risiko rematik. Kalaupun ada, yang harus dihindari untuk mencegah rematik asam urat adalah makanan yang bisa memicu purin, seperti jeroan, seafood, atau alkohol.

PENYEBAB, PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN REMATIK


Rematik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur di sekitarnya. Rematik bisa menyerang bagian kepala sampai kaki. Rematik biasa disebut juga dengan nama arthritis Secara umum penyakit ini ditandai dengan sejumlah gejala, seperti pembengkakan, kemerahan, nyeri di lutut, siku, pergelangan maupun di bagian sendi-sendi lain, gangguan di otot dan tendon. gejala rematik memang cukup luas.
Rematik terdiri dari 150-an jenis. Tetapi ada empat jenis rematik yang paling sering dijumpai di masyarakat kita yaitu:
-  osteoarthritis yang disebabkan oleh pengapuran,
-  rematik luar sendi yang menyerang jaringan di luar tulang rawan,
-  rematik peradangan,
-  rematik yang disebabkan oleh pengeroposan.

Sekitar 50 persen keluhan nyeri sendi disebabkan oleh pengapuran.
Pengapuran berarti menipisnya jaringan tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan persendian.
Bantalan dalam persendian yang aus itu menyebabkan terjadinya gesekan tulang sehingga menyebabkan nyeri. Pengapuran ini merupakan proses degenerasi yang dimulai pada usia 40 tahun. Kecepatan proses degenerasi berbeda pada tiap-tiap orang.

Sendi seseorang bisa mulai bermasalah di usia 40-an. Namun ada orang yang sampai usia 70-an sendinya baik-baik saja. Cepat lambatnya proses tadi ditentukan oleh beberapa faktor risiko, antara lain : mutu tulang rawan dan kelebihan berat badan. Tulang rawan yang bagus akan lebih tahan terhadap kondisi aus. Ibarat ban mobil kalau kualitasnya bagus maka persendian tidak mudah aus walau dipakai lama.

Jenis rematik yang paling banyak diderita penduduk dunia adalah arthritis reumatoid (AR) yaitu:
·         rematik radang sendi,
·         gout (asam urat) yang disebabkan oleh kadar asam urat yang berlebihan dalam darah, dan
·         osteoarthritis (OR), yaitu pengapuran sendi.
M enurut dr.Riardi Pramudiyo, SpPD-KR dari RS.Hasan Sadikin, Bandung, OR adalah penyakit sendi yang paling banyak dijumpai. Penyakit ini bersifat degenaratif, yang angka kejadiannya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Gejala yang menyertainya antara lain : nyeri pada persendian setelah penderita melakukan aktivitas, atau saat perubahan cuaca dari panas ke dingin. Seperti diungkapkan Riadi, faktor pencetus OR biasanya karena ada penyakit lain atau keadaan tertentu. “Belum diketahui apa penyebab primer, namun penyebab sekundernya bisa karena orang kegemukan, sehingga beban yang harus disangga oleh lutut terlalu besar, atau karena berlebihan memakai  lutut, misalnya pemain bola profesional,” katanya.

Jenis penyakit  paling sering menyerang kelompok usia 20-50 tahun. Gejala yang umum ditemukan adalah sendi kaku saat bangun tidur dan penderita sulit bergerak.

Rematik pada orang berusia produktif umumnya disebabkan peradangan. Peradangan ini bisa karena asam urat atau sebab-sebab lain. Rematik karena asam urat ini banyak dijumpai pada pria berusia 30-an dan 40-an tahun.
Jenis ini, menurut Dr Harry Isbagio, terjadi karena kelebihan hasil metabolisme purin yang tertimbun di persendian. Timbunan ini yang menimbulkan rasa sakit di persendian.

Dokter Harry sering menemui kesalahpahaman masyarakat mengenai asam urat. Pasien sering datang berkonsultasi sambil membawa hasil tes asam urat. “Mereka bertanya mengapa asam uratnya normal tetapi dokter mendiagnosis terkena rematik. Mereka salah mengerti soal rematik. Tidak semua rematik disebabkan asam urat,” jelasnya.

Gangguan autoimun seperti pada penyakit Lupus termasuk jenis rematik yang disebabkan peradangan. Pada gangguan ini kekebalan tubuh tidak berfungsi sebagai pembasmi bakteri, virus atau benda asing yang memasuki tubuh. Kekebalan tubuh justru merusak jaringan tubuh yang sehat, termasuk jaringan yang ada di persendian.

Begitupun dengan RA (Rheumatoid Arthritis). Penyakit itu termasuk peradangan persendian yang penyebabnya masih belum diketahui. Menurut Encyclopedia of Public Health, telah ada indikasi bahwa pola-pola genetik bertanggungjawab terhadap timbulnya penyakit ini.
RA bisa menyerang orang pada umur berapa pun, termasuk balita. Peradangan penyakit ini terjadi pada jaringan synovial yang terdapat dalam persendian. Jaringan ini berfungsi untuk menghasilkan cairan pelumas sendi. Pada pasien RA, jaringan ini membengkak dan menunjukkan banyak sel yang meradang.

pertanyaanya adalah, "bagaimana cara mencegah,pantangan dan mengobatinya??

obat-obatan yang sekarang ada di pasaran belum ada yang bisa menyembuhkan penyakit rematik. Obat-obat itu hanya untuk mengurangi rasa nyeri dan mencegah kerusakan sendi  lebih lanjut. “Pengobatan rematik biasanya jangka panjang,” ujarnya. Jika rematik yang menyerang pasien sudah sampai tahap deformitas sendi (perubahan bentuk sendi) maka biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan termasuk mahal, bahkan ada obat yang harganya mencapai puluhan juta rupiah sekali suntik.
Obat yang biasa diberikan dokter pada pasien penyakit rematik antara lain golongan analgesik (penghilang rasa nyeri), yang bisa menekan prostaglandin, penyebab timbulnya peradangan. Obat ini memiliki efek samping gangguan lambung. Tanaman yang bernama brotowali,dipercaya dapat mengobati rematik

Selain dengan obat-obatan, untuk mengurangi rasa nyeri juga bisa dilakukan tanpa obat, misalnya dengan kompres es. “Kompres es bisa menurunkan ambang nyeri dan mengurangi fungsi enzim,”. Kemudian, banyak jenis sayuran yang bisa dikonsumsi penderita rematik, misalnya jus seledri, kubis atau wortel yang bisa mengurangi gejala rematik. Beberapa jenis herbal juga bisa membantu melawan nyeri rematik, misalnya jahe dan kunyit, biji seledri, daun lidah buaya, rosemary, aroma terapi, atau minyak juniper yang bisa menghilangkan bengkak pada sendi.

Menjaga berat badan ideal adalah salah satu langkah bijaksana untuk mengurangi nyeri di sendi lutut. Setiap kelebihan berat badan membebani sendi lutut serta panggul, dan menambah rasa nyeri karena rematik. Selain itu bobot tubuh berlebih memperbesar risiko asam urat.
Olahraga ringan seperti jalan kaki bermanfaat untuk penderita rematik karena asam urat. Ini karena jalan kaki membakar kalori, memperkuat otot dan membangun tulang yang kuat tanpa mengganggu persendian yang sakit.

Untuk melakukan olahraga sebaiknya meminta pendapat dokter atau terapis, supaya mengetahui gerakan-gerakan yang terbaik. Disarankan untuk menghindari olahraga yang terlalu membebani lutut. “Bulutangkis, voli, tenis, joging, bela diri sebaiknya tidak dilakukan. Apalagi ketika rematik jenis asam urat itu sedang kumat. Berdiri terlalu lama akan menimbulkan sakit yang luar biasa,” katanya.

Selain mengobati, kita juga bisa mencegah datangnya penyakit ini, seperti tidak melakukan olahraga secara berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, serta menjaga agar asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan dari laut dalam. Jika Anda merasa tidak cukup mengkonsumsi ikan laut, mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang mengandung omega 3. Dalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara persendian agar tetap lentur.
Jangan anggap enteng  gejala-gejala rematik yang timbul. Begitu rasa nyeri mulai muncul, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendeteksi mana yang sekedar pegal linu biasa atau yang merupakan gejala rematik.

EFEK SAMPING ANTIBIOTIKA


Antibiotik merupakan senyawa atau kelompok obat yang dapat mencegah perkembangbiakan berbagai bakteri dan mikroorganisme berbahaya dalam tubuh. Dilansir dari detikhealth, antibiotik juga digunakan untuk menyembuhkan penyakit menular yang disebabkan oleh protozoa dan jamur.

Tapi belum banyak orang yang tahu bahwa antibiotik juga dapat menyebabkan efek samping yang cukup membahayakan. Berikut enam efek samping dari mengonsumsi antibiotik.
1. Gangguan  Pencernaan
Salah satu efek samping antibiotik yang paling umum adalah masalah pencernaan. Mulai dari diare, mual, kram, kembung dan timbul rasa nyeri.


2. Gangguan  fungsi jantung

Beberapa orang yang mengonsumsi antibiotik bisa mengalami jantung berdebar-debar, detak jantung abnormal, sakit kepala parah, masalah hati seperti penyakit kuning, masalah ginjal seperti air kecing berwarna gelap dan masalah saraf seperti kesemutan di tangan dan kaki.

3.Infeksi

Efek samping yang paling rentan dirasakan wanita adalah infeksi jamur pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan keputihan, gatal dan miss V yang mengeluarkan bau serta cairan.

4. Alergi

Orang yang mengonsumsi antibiotik juga sering mengalami alergi, bahkan hingga bertahun-tahun. Alergi yang sering terjadi adalah gatal-gatal dan pembengkakan pada mulut atau tenggorokan.

5. Resistensi
Orang yang keseringan minum antibiotik bisa mengalami resistensi atau kekebalan. Ketika seseorang resisten terhadap antibiotik, ada beberapa penyakit dan infeksi yang tidak dapat lagi diobati, sehingga memerlukan antibiotik dengan dosis lebih tinggi.

6.Mengancam  nyawa

Penggunaan antibiotik dosis tinggi dan dalam jangka lama dapat menimbulkan efek samping yang sangat serius, seperti kerusakan hati, penurunan sel darah putih, kerusakan otak, kerusakan ginjal, aritmia jantung (gangguan irama jantung) dan bahkan kematian.

WAKTU YANG TEPAT UNTUK MINUM OBAT


Untuk mendapatkan efek obat yang optimal, obat harus diminum pada waktu yang tepat. Beberapa obat mungkin bisa diminum setiap saat tanpa mempengaruhi efeknya, sedangkan obat lain sebaiknya diminum pada saat-saat tertentu. Mengapa ada obat yang harus diminum sebelum atau sesudah makan? Tidak benar bila berpendapat bahwa sebaiknya sebelum minum obat harus makan dulu sebagai “alas”.
Obat adalah suatu senyawa kimia yang memiliki aneka sifat dan efek. Ketika obat diminum, tentu akan melewati lambung dan masuk ke dalam usus. Sebagian kecil obat diserap di lambung, dan sebagian besar adalah di usus halus yang permukaannya sangat luas. Pada dasarnya obat-obat dapat diserap dengan baik dan cepat jika tidak ada gangguan di lambung maupun usus, misalnya berupa makanan. Obat dapat berinteraksi  dengan makanan.  Ada obat-obat yang penyerapannya terganggu dengan adanya makanan, ada yang justru terbantu dengan adanya makanan, dan ada yang tidak terpengaruh dengan ada/tidaknya makanan. Hal ini akan menentukan kapan sebaiknya obat diminum, sebelum atau sesudah makan. Tapi jangan salah, yang dimaksud dengan sebelum makan adalah ketika perut dalam keadaan kosong. Sedangkan sesudah makan adalah sesaat sesudah makan, ketika perut masih berisi makanan, jangan lewat dari 2 jam. Kalau lebih dari dua jam setelah makan, makanan sudah diolah dan diserap, kondisinya bisa disamakan dengan sebelum makan. Antibiotika eritromisin dan amoksisilin misalnya, dan analgetika parasetamol,   akan diserap lebih baik jika tidak ada makanan, sehingga lebih baik jika diminum sebelum makan. Sedangkan obat anti epilepsi fenitoin, atau obat hipertensi propanolol  misalnya, akan terbantu penyerapannya dengan adanya makanan, sehingga sebaiknya diminum sesudah makan. Selain interaksi dengan makanan secara umum, obat tertentu dapat berinteraksi secara khusus dengan senyawa tertentu dari makanan. Contoh terkenal adalah antibiotika tetrasiklin. Tetrasiklin dapat berikatan dengan senyawa kalsium membentuk senyawa yang tidak dapat diserap oleh tubuh, sehingga mengurangi efek tetrasiklin. Jadi jika tetrasiklin diminum bersama susu, atau suplemen vitamin-mineral yang mengandung kalsium, efek tetrasiklin bisa jadi berkurang. Selain tetrasiklin, ada juga antibiotika golongan kuinolon, seperti siprofloksasin, ofloksasin, yang juga bisa mengikat logam-logam bervalensi dua atau tiga, seperti kalsium, magnesium, dan aluminium. Karena itu, sebaiknya tidak minum obat ini bersama-sama dengan obat-obat yang mengandung logam2 tersebut seperti pada komposisi obat maag (antasid). Jika terpaksa harus menggunakan obat maag (antasid) bersamaan dengan antibiotika tetrasiklin atau golongan kuinolon, sebaiknya diberi selang waktu sedikitnya 2 jam.
Selain interaksinya dengan makanan, sifat suatu obat juga menentukan kapan sebaiknya obat diminum. Beberapa obat tertentu dapat mengiritasi lambung sehingga menyebabkan tukak lambung, atau memperparah sakit maag. Contoh terkenal obat yang termasuk golongan ini adalah aspirin/asetosal, kortikosteroid (deksametason, hidrokortison, dll), dan obat-obat antiradang seperti diklofenak, piroksikam, dll yang sering digunakan untuk obat rematik. Obat-obat ini harus diminum sesudah makan.
KAPAN  SEBAIKNYA  MINUM OBAT:  pagi, siang atau sore/malam?
Waktu terbaik untuk minum obat tergantung pada jenis obatnya. Di bawah ini adalah waktu minum obat berdasarkan golongan penggunaannya.
1. Obat diabetes dan penguat jantung
Waktu yang terbaik adalah pukul 4:00 – 5:00 pagi.  Tubuh manusia paling sensitif terhadap insulin pada pukul 4-5 pagi, sehingga jika diberikan pada saat itu, efeknya paling baik, walaupun dalam dosis lebih kecil. Efek obat penguat jantung juga lebih tinggi sampai 10-20 kali pada jam tersebut dibandingkan waktu-waktu yang lain. Hal ini karena tubuh manusia juga paling sensitif terhadap digitalis. Ini secara teoritis, mungkin pada prakteknya bisa sedikit bergeser waktunya, misalnya pukul 6 pagi.
2. Obat diuretik (pelancar air seni)
Paling baik digunakan pada pukul 7 pagi. Sangat penting untuk menggunakan obat pelancar seni pada waktu yang tepat karena itu terkait dengan fungsi ginjal dan hemodinamik. Selain itu juga pada umumnya pasien dalam keadaan terjaga, sehingga tidak mengganggu waktu tidur. Obat seperti hidroklortiazid memiliki efek samping yang lebih rendah jika dipakai pada pukul 7 pagi.
3. Penurun tekanan darah (anti hipertensi)
Waktu yang paling baik adalah pada pukul 9-11 pagi. Riset menunjukkan bahwa tekanan darah mencapai angka paling tinggi pada pukul 9-11 pagi, dan paling rendah pada malam hari setelah tidur. Sehingga secara umum, sebaiknya obat antihipertensi diminum pada pagi hari. Perlu hati-hati jika obat anti hipertensi diminum malam hari karena mungkin terjadi penurunan tekanan darah yang berlebihan pada saat tidur.
4. Anti asma
 Waktu yang terbaik adalah pada pukul 3-4 sore. Hal ini karena pada saat itu produksi steroid tubuh berkurang, dan mungkin akan menyebabkan serangan asma pada malam hari. Karena itu, jika steroid dihirup sore hari, diharapkan akan mencegah serangan asma pada malamnya.
5. Anti anemia
Waktu yang paling baik adalah pukul 8 malam. Penggunaan obat anemia seperti Fe glukonat atau Fe sulfat, dll memberikan efek 3-4 kali lebih baik pada waktu itu daripada jika diberikan pada siang hari.
6. Obat penurun kolesterol
Waktu yang paling baik adalah pada pukul 7-9 malam, karena memberikan efek lebih baik.
Namun sekali lagi, paparan di atas adalah panduan umum waktu minum obat. Jika sudah ada aturan pakai dari Apotek, maka gunakan sesuai waktu yang dianjurkan. Satu hal lagi yang penting dalam waktu minum obat adalah interval minum obat.
Perhatikan interval waktu minum obat
Selain waktu minum seperti dipaparkan di atas, penting pula memperhatikan interval waktu minum obat. Maksudnya, jika obat diminta untuk diminum 2 kali sehari, maka interval waktu yang tepat adalah 12 jam. Jadi, jika obat diminum jam 7 pagi, waktu minum obat selanjutnya adalah pukul 7 malam, jangan diminum pagi dan siang. Mengapa? Ini terkait dengan ketersediaan obat di dalam tubuh. Tujuan obat diminum dua kali atau tiga kali, atau yang lain, adalah untuk menjaga agar kadar obat dalam tubuh berada dalam kisaran terapi, yaitu kadar obat yang memberikan efek menyembuhkan. Hal ini tergantung pada sifat dan jenis obatnya. Ada obat yang cepat tereliminasi dari tubuh karena memiliki waktu-paro (half life) pendek, ada yang panjang. Obat yang memiliki waktu paro pendek perlu diminum lebih kerap, sedangkan jika waktu paronya panjang bisa diminum dengan interval lebih panjang, misalnya 1 kali sehari. Nah, jika obat yang mestinya diminum 2 kali sehari diminum pagi dan siang (jarak hanya 6 jam), maka mungkin dapat menumpuk kadarnya dalam tubuh yang bisa memberikan efek tidak diinginkan, sementara interval waktu minum berikutnya menjadi terlalu panjang yang memungkinkan kadar obat dalam darah sudah minimal sehingga tidak berefek.
Demikianlah sekilas info tentang waktu minum obat untuk bisa mendapatkan hasil yang optimal dari penggunaan obat.

Wednesday, November 14, 2012

ATURAN MINUM OBAT


Minum obat yang paling baik adalah sesuai dengan petunjuk. Penting diperhatikan adalah waktu yang tepat untuk minum obat, agar didapatkan khasiat maksimal dari obat. Selain itu, kerja obat yang tidak maksimal bisa menjadikan efek samping yang tidak diinginkan. Misal saja, karena obat tidak terserap dengan maksimal menyebabkan dosis berkurang, sehingga penyakit menjadi kebal. 

Sebagian obat diminum setelah makan, namun yang lain mempunyai aturan minum sebelum makan. Bahkan, ada obat yang dianjurkan diminum ketika sedang makan (di sela-sela waktu makan). Selain itu, sebagian obat dikonsumsi dengan cara ditelan, yang lain diharuskan untuk dikunyah. Berikut ini adalah beberapa  informasi  sederhana  mengenai aturan minum obat dan juga cara mengkonsumsi ataupun larangan setelah minum obat. 

Diminum Sebelum Makan
Biasanya, waktu minum obat adalah 1 jam sebelum makan. Untuk mendapatkan khasiat yang maksimal, obat diminum pada saat perut dalam keadaan kosong. Oleh karena makanan bisa mengganggu proses penyerapan obat ke dalam darah. Obat seperti ini tidak mengiritasi usus. Sebagai contoh adalah obat maag tertentu.

Diminum Sesudah Makan

Obat diminum sekitar 15 menit setelah makan. Obat yang dianjurkan diminum setelah makan, salah satunya karena mempunyai sifat mengiritasi lambung atau saluran pencernaan lain. 

Diminum Di Tengah Makan (Sedang Makan)

Obat tertentu, dianjurkan untuk diminum di saat sedang makan. Demikian, karena obat bersangkutan menjadi rusak atau tidak bermanfaat untuk kesembuhan apabila kontak dengan asam lambung. Terkadang, beberapa obat yang mempunyai fungsi untuk membantu proses pencernaan atau membantu penyerapan nutrisi makanan juga diminum ketika sedang makan.

Diminum Bersama Air Putih
Air putih dapat memudahkan obat untuk sampai di pencernaan, jika dibandingkan dengan air teh manis, kopi, dan lain-lain; kecuali atas petunjuk dari dokter.

Harus Dikunyah
Beberapa obat antasida/maag aturan mengkonsumsinya adalah dengan cara dikunyah, dimaksudkan agar proses penyerapan obat menjadi cepat.

Harus Ditelan, Jangan Dikunyah
Obat demikian mempunyai lapisan luar yang berguna untuk menghindari iritasi pada alat pencernaan atau mempunyai fungsi lain. Lapisan ini akan hancur jika dikunyah. 

Harus Dihabiskan
Obat dalam kategori antibiotik harus dihabiskan, meskipun penderita sudah sehat. Dosis yang telah diberikan oleh dokter adalah ukuran untuk mematikan bakteri patogen keseluruhan. Apabila tidak dihabiskan, kemungkinan meninggalkan bakteri patogen yang masih hidup. Sehingga, suatu saat jika terjangkit penyakit lagi/kambuh akan menjadi resisten (kebal) pada obat yang sama.

Dilarang Mengendarai Kendaraan
Efek samping beberapa obat adalah menyebabkan kantuk. Oleh karena itu, pengguna obat semacam ini tidak diperbolehkan untuk mengendarai kendaraan.


Sunday, November 4, 2012

MEMPERLAMBAT PROSES PENUAAN DENGAN GINKGO BILOBA


         Proses penuaan memang tidak dapat dihambat, tetapi dapat diperlambat. Bukan berarti umur kita menjadi panjang. Prosesnya saja yang diperlambat. Salah satu caranya adalah dengan memberi nutrisi pada otak, agar sel-selnya dapat melakukan regenerasi dengan baik. Misalnya, mengonsumsi ginkgo biloba yang diyakini dapat melebarkan pembuluh darah ke otak sehingga melancarkan aliran darah. Bersamanya akan dibawa juga oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh otak.
          Beberapa penelitian menunjukkan efek yang sedang oleh Ginkgo biloba terhadap gejala alzheimer. Ginkgo biloba mengandung senyawa flavonoid (ginkgoflavon glikosida) dan atau terpenoid (ginkgolida dan bilobalida) yang dapat bertindak sebagai antiosidan. Konsumsi ginkobiloba diyakini bahwa ginkgo dapat meningkatkan sirkulasi darah  mikrovaskular, menangkap radikal bebas dan membantu memperbaiki kewaspadaan (konsentrasi) dan memori pada penderita Demensia.
Ginkgo adalah nama tanaman hias besar yang tumbuh subur di daerah beriklim sedang mulai dari daratan Eropa sampai Amerika Serikat. Daun-daunnya terbagi menjadi dua lobus, Karena itu, namanya sering disebut dengan tambahan kata biloba.
           Ginkgo memang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran darah. Gangguan peredaran darah  sebenarnya lebih sering menimpa orang lanjut usia yang pembuluh darahnya sebagian telah kaku dan tersumbat. Prevalensi orang muda yang mengalami gangguan peredaran darah tentu tidak sebesar orang lanjut usia. Selain itu, Ginkgo mempunyai kemampuan menerobos pembuluh darah yang paling sempit dan paling kecil untuk memberi makan jaringan yang kekurangan oksigen di otak, jantung, dan bagian tubuh lainnya.
            Di dalam British Journal of Clinical Pharmacology (1992) dikutip studi di Jerman yang dilakukan pada tahun 1991 terhadap 99 pasien lanjut usia yang telah menderita gangguan otak selama lebih dari dua tahun. Setelah tiga bulan mengonsumsi ginkgo, 72% mengalami perbaikan dibandingkan hanya 8% yang mengonsumsi tablet plasebo (pil bohongan). Dosis efektif sebagaimana diterapkan dalam studi tersebut adalah 120 mg setiap hari.
            Ginkgo tampaknya lebih manjur untuk orang-orang lanjut usia yang memang sudah mengalami kemunduran fungsi otak. Bagi orang muda yang sel-sel tubuhnya masih optimal, termasuk sel-sel otaknya, tentu tidak terlalu membutuhkan ginkgo. Penelitian yang dilakukan di Italia membuktikan bahwa ekstrak ginkgo dapat meningkatkan aliran darah di otak sebesar 70% pada orang lanjut usia, tetapi untuk orang-orang yang lebih muda (30-50 tahun) peningkatan tersebut hanya sekitar 20%. Temuan lainnya adalah bahwa ginkgo memerlukan waktu yang lebih panjang untuk menunjukkan khasiatnya pada orang-orang muda.
            Ginkgo dapat berfungsi sebagai antioksidan untuk menekan radikal bebas. Radikal bebas adalah elektron yang tidak berpasangan, dan dalam rangka mencari pasangannya tersebut dia merusak sel-sel tubuh. Radikal bebas terdapat di alam, khususnya di lingkungan yang mengalami polusi udara. Mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta dan setiap hari menghisap asap kendaraan umum berpeluang besar untuk menjadi korban radikal bebas.
            Seperti halnya vitamin E, ginkgo dapat melumpuhkan radikal-radikal bebas yang sering merusak sel tubuh. Dr. Drieu dalam penelitiannya menemukan fungsi ginkgo untuk meremajakan sel-sel otak, yaitu dengan cara memulihkan reseptor-reseptor di dalam otak serta meningkatkan serotonin.
           Tidak salah pula bila Anda menggunakan suplemen yang mengandung ginkgo biloba. Suplemen ini berperan dalam menghindarkan kita dari kepikunan. Kerja ginkgo menghambat sel-sel bekuan darah, memperlancar aliran darah, meningkatkan toleransi terhadap kondisi kurang oksigen, serta mencegah kerusakan selaput sel akibat pengaruh radikal bebas.
           Dosis ginkgo sebesar 120 mg per hari atau lebih diketahui bisa mendatangkan efek samping mual dan pusing pada sebagian orang. Disarankan agar konsumsi ginkgo dimulai dengan dosis rendah sehingga terhindar dari efek samping tersebut. Juga dianjurkan untuk menghubungi dokter bila mengalami gangguan akibat minum ginkgo.

Sumber:
Tune Up: Gaya Hidup Penghambat Alzheimer Oleh Pangkalan Ide

DERMATITIS KONTAK ALERGI


Masalah alergi pada kulit organ intim dapat disebabkan oleh dua hal, yakni:
  • Alergi kontak (dermatitis kontak alergi) dan
  • Alergi obat makan (fixed exantema)
Masalah alergi merupakan keadaan yang dialami oleh orang tertentu yang kebetulan mempunyai bakat alergi. Misalnya, mempunyai riwayat alergi terhadap logam, debu, zat warna, dan zat pengawet. 
Pada pemakaian pertama tidak ditemukan reaksi gatal, tetapi setelah pemakaian berulang-ulang, terjadi reaksi penolakan berupa gatal dan kemerahan pada tempat kontak tersebut. Hal ini dinamakan dermatitis kontak
Beberapa orang ditemukan mengalami alergi kontak terhadap pemakaian pembalut wanita baik yang tebal maupun tipis. Reaksi gatal terutama dirasakan setelah haid saat kontak dengan pembalut tersebut. Lokasi kelainannya khas karena tepat pada daerah kontak.

Pria dapat pula mengalami gatal pada kulit scrotum (buah zakar) akibat celana dalam ketat yang dicuci dengan sabun deterjen pekat dan tidak cukup terbilas air. Keringat dan sisa deterjen pada celana dalam dapat menimbulkan reaksi alergi di kulit scrotum.

Masalah alergi akan menjadi menahun bila penyebabnya tidak diketahui. Berbagai krim obat anti alergi yang dioleskan hanya mengurangi gejala gatal hingga akhimya tidak mempan lagi. Berbagai sabun antiseptik yang dipakai akibat ketakutan akan infeksi jamur justru dapat memperparah proses peradangan.
Semua hal ini sebenamya dapat diatasi secara bijaksana, yakni dengan menghindari kontak langsung dengan zat penyebab alerginya. Bagi para wanita, silakan ganti merek atau jenis pembalut wanita. Bagi para pria yang sering gatal pada kulit buah zakamya, silakan ganti merek deterjen pencuci pakaian dalamnya. Gampang bukan? Namun jangan lupa, saat gatal menyerang hindari menggaruk “anu’ Anda. Cukup kompres dengan air es, pasti lebih nyaman.

Sumber
Menjaga Organ Intim (Penyakit & Penanggulangannya) Oleh dr. Maria Dwikarya, DSKK

Saturday, November 3, 2012

HATI-HATI MEMBERI OBAT UNTUK ANAK


        Ketika anak Anda sakit, bisa jadi salah satu tindakan yang akan Anda lakukan adalah memberinya obat. Hanya saja, Anda perlu mewaspadai ternyata ada beberapa obat tertentu yang tidak boleh Anda berikan kepada anak sebab mungkin saja hal tersebut akan memberikan dampak yang negatif bagi anak Anda. Misalnya, anak sangat sensitif terhadap obat-obatan. Pemberian obat-obatan dapat menimbulkan risiko efek samping yang lebih berat daripada efek terapinya meskipun seolah-olah diberikan dengan dosis kecil.
         Obat,selain memberikan efek yang diharapkan, tentu memiliki efek samping. Efek yang diharapkan tersebut dicapai bilaobat diberikan pada indikasi yang tepat, dosis yang tepat, dan durasi yang tepat pada tiap individu. Kemungkinan kesalahan dalam penggunaan obat bisa terjadi dalam tahap-tahap pemberian obat.
            Sering sekali kita melihat iklan obat dan suplemen atau multivitamin yang ditawarkan di pasaran, baik untuk orang dewasa maupun untuk anak-anak. Tentu saja sebagai orang tua kita dituntut untuk bijak dalam menyikapi hal tersebut. Apakah obat-obatan dan suplemen tersebut aman untuk kita dan anak kita? Tidak semua jenis obat-obatan dan suplemen tersebut cocok dan aman untuk anak.
            Berikut adalah yang perlu diwaspadai sebelum memberikannya pada anak: Suplemen/Multivitamin
  • ·         Aspirin
  • ·         Obat Anti-Mual
  • ·         Obat untuk orangdewasa
  • ·         Obat untuk bayi lain
  • ·         Obat Kadaluwarsa
  • ·         Ekstra-Asetaminofen
  • ·         Ibuprofen
  • ·         Kemasan Tablet
  • ·         Antihistamin
  • ·         Antibiotik

       Sebagai orang tua yang bijak sekaligus sebagai konsumen kesehatan yang cerdas seyogianyalah walaupun obat-obat bisa dibeli bebas di pasaran tapi kita harus berhati-hati dalam melakukan swamedikasi. Bertanyalah pada Apoteker yang memang kompeten  dalam hal obat-obatan, di apotek yang ada di sekitar Anda.